Tuai Polemik, Rakyat Afrika Selatan Minta Kerajaan Inggris Kembalikan Berlian Great Star di Mahkota Ratu Elizabeth II

Usai wafatnya Ratu Elizabeth II, masyarakat Afrika Selatan meminta kepada Kerajaan Inggris untuk mengembalikan berlina terbesar di dunia yang dinamai Great Star, yang terdapat di mahkota dan tongkat sang Ratu Inggris.

Masnurdiansyah
Minggu, 18 September 2022 | 22:40 WIB
Tuai Polemik, Rakyat Afrika Selatan Minta Kerajaan Inggris Kembalikan Berlian Great Star di Mahkota Ratu Elizabeth II
Mahkota Ratu Elizabeth II (Foto Istimewa / Suara.com / Instagram/theroyalfamily)

SuaraCianjur.id- Berlian terbesar di dunia bernama Great Star, yang berada di mahkota dan tongkat Ratu Elizabeth II menuai sebauh polemik. Masyarakat Afrika Selatan meminta kerajaan Inggris untuk mengembalikan berlian tersebut.

Usai wafatnya sang Ratu Inggris pada tanggal 8 September 2022 lalu, berlian yang dikenal dengan nama Great Star of Africa atau Cullinan I, telah memicu perdebatan besar diantara Afrika Selatan dengan kerajaan Inggris belakang ini.

Perlu diketahui, jika berlian terbesar di dunia tersebut memiliki bobot 3.106 karat. Awalnya berlian tersebut dibeli oleh pemerintah Transvaal Afrika Selatan di tahun 1907. Pada saat itu, Afrika Selatan berada di bawah kekuasaan Kerajaan Inggris.

Sebagai bentuk penghormatan dari pemerintah Afrika kepada Kerajaan Inggris yang saat itu berada di takhta pundak di Raja Edward VII, maka berlian tersebut diberikan sebagai bentuk hadiah kepada otoritas Inggris, seperti mengutip dari CNN, Minggu (18/9/2022).

Baca Juga:Ratu Elizabeth II Dimakamkan di Westminster Abbey Kerajaan Sepupu Hadir, Rusia, AS dan Indonesia Diundang?

Waktu berjalan, bongkahan berlian itu dipotong menjadi sembilan bagian. Potongan berlian berwarna merah muda yang paling besar, disematkan ke ujung tongkat kerajaan milik Ratu Elizabeth II. Untuk potongan Cullinan II lainnya kemudian diletakan dalam mahkota yang kerap dipakai oleh para pemimpin Kerajaan Inggris.

“Berlian Cullinan diberikan kepada Raja Edward VII (Raja Inggris) tahun 1907, dua tahun setelah penemuannya di tambang pribadi di Afrika Selatan, Provinsi Transvaal lama,” kata Royal Collection Trust, yang mengawasi koleksi kerajaan keluarga kerajaan Inggris.

Tapi tak lama seteah wafatnya Ratu Elizabeth II, lebih dari 6.000 orang di Afrika Selatan kemudian menandatangani sebuh petisi.

Petisi tersebut meminta supaya pihak Kerajaan Inggrsi bisa mengembalikan Great Star, supaya berliang langka dan terbesar di dunia itu bisa di pajang di museum Afrika Selatan.

Memang hingga kini pemilik dari Great Star of Africa dan batu permata lainnya, yang ditambang di negara tersebut masih mejnadi perdebatan. Tapi rakyat Afrika Selatan menilai kalau berlian tersebut sebenarnya milik warisan leluhur mereka.

Baca Juga:Coba Tips Kesehatan dr.Zaidul Akbar Kali Ini Buat Atasi Kolestrol, Biar Seumur Hidup Tidak Minum Obat

Maka dengan alasan tersebut, ribuan orang Afrika Selatan memandang akuisisi permata berlian oleh Inggris tidak sah.

"Berlian Cullinan I harus dikembalikan ke Afrika Selatan dengan segera," jelas aktivis asal Afrika Selatan, Thanduxolo Sabelo.

Tak hanya itu, masyarakat Afrika Selatan juga turut menberkan tuntutan terhadap kerajaan Inggris, untuk membayarkan biaya kompensasi atas berlian, emas serta batu permata yang telah diambil Inggris selama masa penjajahan dulu.

“Kami mengalami kemiskinan yang menyakitkan, kami juga menghadapi masalah pengangguran massal dan meningkatnya tingkat kejahatan karena penindasan dan kehancuran yang disebabkan oleh Ratu Elizabeth dan nenek moyangnya,” kata Sabelo.

“Berlian Cullinan harus dikembalikan ke Afrika Selatan dengan segera," tegasnya menambahkan.

Kemudian menanggapi kritikan tersebut dari rakyatnya, yang meminta berlian tersebut agar dikembalikan, Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa, justru tampak acuh dengan terus mengirimkan ucapan belasungkawa terhadap kematian Ratu Elizabeth II.

Presiden Afrika Selatan itu memastikan kalau dirinya hadir di pemakaman Ratu yang digelar pada hari Senin (19/9/2022).

REKOMENDASI

BERITA TERKAIT

Berita

Terkini

Tampilkan lebih banyak