SuaraCianjur.id- Ada alasan kenapa ferdy Sambo menghabisi nyawa Brigadir J alias Nofriansyah Yosua Hutabarat di rumah dinas Kadiv Propam Polri yang terletak di Jalan Duren Tiga, Jakarta.
Kuasa Hukum untuk keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak membeberkan soal skenario Sambo dalam kasus pembunuhan berencana ini. Hingga kini Kamaruddin masih terus tancap gas untuk memperjuangkan keadilan kliennya dan pantang mundur untuk melawan Ferdy Sambo.
Dalam Channel YouTube Refly Harun, yang diunggah pada hari Rabu (21/9) kemarin turut membongkar alasan kenapa Sambo mengeksekusi Brigadir J di rumah dinasnya.
Menurut Kamaruddin alasan Sambo mengeksekusi Brigadir J di rumah dinasnya, karena biar menjadi beban negara.
Baca Juga:Megawati Mewanti-wanti Kader Soal Dansa-dansa Politik, Pengamat: Ditujukan ke Ganjar
“Kenapa ini direncanakan di rumah dinas?Supaya ini jadi beban negara, kan begitu,” ugnkap Kamaruddin mengutip dari YouTube Refly Harun, seperti dilihat pada hari Jumat (23/9/2022).
Menurut Kamaruddin jika hal itu dilakukan di rumah pribadi milik Ferdy Sambo maka rumah tersebut akan diberikan garis polisi.
“Kemudian ketika rumahnya mau dipake akan terganggu karena dengan tempat kejadian pembunuhan terencana,” jelasnya melanjutkan.
Menurut Kamaruddin Simanjuntak, dengan Sambo merencanakan pembunuhan di rumah dinas, agar hal ini menjadi beban pemerintah.
“Tetapi dia merencakan ini ke rumah dinas, supaya rumah dinas ini menjadi beban pemerintah. Ketika mau dipake ya rumah dinasnya tidak bisa karena jadi objek, katakanlah police line kan begitu sedangkan rumahnya menjadi tidak di pilice line,” katanya.
Baca Juga:Posisi Andhika Wijaya di Lini Belakang Bali United Terancam Direbut Eks Pemain Persija
“Kemudian kalo rumah tempat kejadian pembunuhan atau kematian biasanya tuh harganya akan turun atau susah dijual. Atau dalam tanda petik istilah pasarnya itu menjadi tempat angker karena diduga ada roh-roh yang gentayangan yang tidak ikhlas mati di situ kan, maka kalau dijual belum tentu ada orang yang mau,” kata dia.
Sehingga dengan memilih rumah dinas dibandingkan dengan rumah pribadi Sambo, maka secara beban hal itu bisa dikatakan menjadi beban negara. Bahkan dirinya menilai jika rencana yang telah dilakukan oleh otak pembunuhan Brigadir J ini sangat cerdas.
“Tetapi karena ini dirancang di rumah dinas bukan di rumah Saguling, Maka ya tentu yang menanggung beban itu menjadi ke negara atau institusi Polri kan gitu. Itulah kecerdasan yang dimiliki oleh Ferdy Sambo,” kata Kamaruddin.
Menurutnya, kasus ini sudah terencana dengan matang. Kalaupun kasus pembunuhan ini tidak direncanakan sama sekali, maka proses eksekusi bisa jadi langsung dilakukan di rumah pribadinya.
“Jadi ini terencana dan andaikan ini tidak terencana maka kejadiannya itu di rumah Saguling begitu datang dari Magelang karena emosi eksekusi di rumah Saguling. Tapi karena dia sadar untuk merencanakan hal itu, makanya setelah sampai di rumah Saguling di bawa dulu ke rumah dinas,” jelas Kamaruddin.
Bahkan pada saat detik-detik pembunuhan, tampak dalam rekonstruksi pun kalau Ferdy Sambo sudah menggunakan sarung tangan hitam, dan memang dilakukan secara sadar.