SuaraCianjur.id- Dunia sepak bola Indonesia kembali berduka setelah ratusan suporter setia dari Arema FC dikabarkan meninggal dunia.
Hal tersebut ditengarai oleh kericuhan yang melibatkan Aremania (sebutan fans Arema FC) dengan aparat keamanan.
Hal tersebut dibuat berdasarkan kericuhan suporter Arema FC dengan aparat keamanan pertandingan.
Oknum-oknum Aremania yang merasa tidak puas dengan hasil akhir pertandingan pun meluapkan emosi dengan masuk kedalam lapangan setelah pertandingan usai.
Dengan alasan untuk menjaga kondusifitas, aparat keamanan pertandingan pun turun tangan untuk meminimalisir kericuhan dengan memukul mundur suporter dan menembakan gas air mata.
Kepanikan terjadi ketika suporter kesulitan untuk keluar dari Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang, disebabkan oleh asap gas air mata yang menghalangi pandangan.
Selain itu, suporter yang berada di tribun sulit untuk keluar karena macet di lorong menuju keluar stadion.
Kabar duka tersebut mendapatkan perhatian dari dunia sepakbola, salah satunya adalah Persib Bandung.
Lewat akun Instagramnya @persib Pelatih Luis Milla dan ketiga punggawa Persib menyampaikan tanggapannya.
“Saya tentu sangat bersedih atas tragedi ini. Saya berharap ini semua menjadi peristiwa terakhir yang terjadi di sepak bola Indonesia,” kata Luis Milla.
Achmad Jufriyanto tidak ketinggalan untuk memberikan tanggapan. Menurutnya sepakbola merupakan hiburan, bukan kuburan.
“Jangan sampai sepakbola kita yang sedang beranjak bangkit harus terpuruk dengan hal-hal seperti ini. Sepakbola seharusnya merupakan hiburan bagi kita semua, Bukan kuburan. Semoga tidak ada terulang kembali kejadian seperti ini,” kata Achmad Jufriyanto.
Selanjutnya Marc Klok membagikan tanggapannya. menurutnya sepakbola adalah cinta bukan kesedihan.
“sepakbola adalah cinta dan tidak boleh menjadi kesedihan. Tidak ada yang harus kehilangan nyawa ketika berangkat menghadiri pertandingan sepak bola,” ucap Marc Klok.
I Made Wirawan: “Mari jadikan peristiwa ini sebagai pembelajaran untuk kita semua. Mari kita berdoa agar kedepan tidak ada lagi korban di Sepakbola,”
Berita ini pun sudah diketahui FIFA. Banyak netizen pun yang mengira-ngira sanksi apa saja yang akan diterima oleh Indonesia dari FIFA.
Mengutip pelanggaran kode keamanan FIFA Pasal 19 b yang mengatakan “Senjata atau gas pengendali massa tidak boleh dibawa atau digunakan,”
Apabila kita lihat kejadian pada Sabtu, (1/10/2022) nampak aparat keamanan menggunakan senjata tumpul (pentungan) dan gas air mata untuk menghalau masa yang turun kelapangan.
Berikut sanksi FIFA yang bisa saja diberikan kepada Indonesia.
1. Timnas Indonesia tidak Bisa Ikuti Piala Asia 2023 dan Piala Asia U-20
Timnas Indonesia untuk semua kelompok usia sedang berada di level top. Bukan hanya menyuguhkan permainan yang menghibur, tetapi juga selalu mampu memenangkan perandingan.
Anakn tetapi insiden Kanjuruhan tidak bisa dianggap sepele karena itu menyangkut nyawa manusia. FIFA bisa saja membatalkan keikutsertaan Indonesia pada dua kompetisi tersebut.
2. Klub Wakil Indonesia tidak Bermain du AFC dan Liga Champion Asia
Sanksi merugikan lainnya ialah pelarangan tim wakil dari Indonesia untuk mengkuti turnamen AFC Cup dan Liga Champions Asia.
3. Indonesia Batal menjadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20
Seperti yang kita ketahui jika Indonesia saat ini dipercaya untuk menjadi tuan rumah pada gelaran kompetisi Piala Dunia U-20.
Sanksi dibatalkannya Indonesia sebagai tuan rumah bukanlah perkara yang mustahil bagi FIFA, dengan alasan keamanan Indonesia bisa saja digantikan.
4. Liga 1 tanpa Penonton
Liga tetap digelar, akan tetapi tidak ada satupun penonton yang memberikan support kepada pemain ketika bertanding.
5. Ranking FIFA Timnas Indonesia Turun
Setelah bersusah payah pelatih Shin Tae-yong menaikan poin ranking timnas Indonesia dengan memenangkan berbagai laga internasional, kini berada diujung tanduk.
Sanksi FIFA sangat memungkinkan untuk adanya penurunan klasemen untuk timnas Indonesia akibat banyaknya nyawa suporter yang hilang.
Itulah beberapa sanksi yang bisa saja diambil oleh FIFA akibat Tragedi Kanjuruhan.