SuaraCianjur.id- Kuasa Hukum untuk pihak keluarga Brigadir J, telinganya seolah tergelitik Martin Lukas Simanjuntak usai dengar pernyataan dari Kuasa Hukum Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi, yakni Febri Diansyah.
Febri Diansyah sempat mengatakan kalau Ferdy Sambo sebetulnya ingin bermain badminton, usai dirinya emosi dan menangis ketika mendengar kabar kalau istrinya mendapatkan dugaan pelecehan.
“Febri penasihat hukumnya Ferdy Sambo mengatakan setelah Ferdy Sambo menangis, marah, meluap-luap, lalu katanya si Ferdy Sambo ingin main badminton. Ini logika macam apa ini,” ungkap Martin seperti mengutip dalam Program Sapa Indonesia Pagi Kompas.TV, Kamis (13/10/2022).
Dirinya heran dengan sikap Ferdy Sambo bila benar seperti ketika mengetahui kabar istrinya diduga dilecehkan.
Baca Juga:Shin Tae-yong Disebut Punya Rencana Jadi Pelatih Vietnam
“Orang yang lagi sedih, orang yang lagi marah, orang yang mendengar katanya istrinya dilecehkan, tiba-tiba mau main badminton. Enggak habis pikir saya bagaimana dia membangun logika hukumnya," terang Martin.
Menurutnya tidak masuk akal ketika ada orang melecehkan istrinya. Yang terjadi bila seorang suami mendengar kabar itu, akan menenangkan diri dan berpikir untuk mencari kebenaran hal itu.
“Yang ada mau menenangkan diri atau melakukan pencarian fakta terhadap hal yang mengganjal yang ingin dia ketahui,” jelas Martin.
Martin juga mengungkapkan ada kelucuan lainnya dari narasi yang dilontarkan oleh Febri Diansyah, berkaitan dengan rencana dari Ferdy Sambo yang mau berolahraga itu.
Seharusnya orang yang akan bermain badminton membawa raket tapi menurut Martin mantan Kadiv Propam Polri itu malah memakai sarung tangan.
“Orang yang mau main badminton tapi bukan membawa raket, tapi justru membawa senjata HS milik Brigadir J, dan menggunakan sarung tangan. Setahu saya kalau main badminton itu pakai raket bukan pakai sarung tangan sama tembakan, itu mau latihan nembak,” terang Martin.
Martin menilai kalau pernyataan dari Kuasa Hukum Ferdy Sambo itu tak lebih dari sekedar komedi.
“Sangat menggelikan, ini layaknya tayangan komedi tengah malam. Jadi sangat tidak mendidik dan saya pun sangat geli mendengar statement itu,” ungkapnya.
Martin berpendapat, seharusnya sebagai kuasa hukum Febri Diansyah tidak semestinya melakukan pembelaan sampai seperti itu.
“Jadi please kawan-kawanku yang terhormat, rekan sejawat, kita ini advokat profesi yang terhormat. Janganlah kalian lecehkan profesi kalian buat membela secara membabi buta seperti itu, malu kalian nanti,” kata dia.
Febri Diansyah pada hari Rabu (12/10) kemarin, sempat mengatakan kalau Ferdy Sambo tidak berniat mampir ke rumah dinas yang terletak di Kompleks Duren Tiga, usai marah dan menangis ketika mendengar pernyataan dari Putri Candrawathi, di rumah Saguling.
Febri mengatakan kalau Ferdy Sambo keluar dari rumah Saguling berencana hendak pergi badminton. Namun lokasi persis tempat Ferdy Sambo akan berloahraga itu tidak diberitahu secara rinci.
Diirnya cuma memberikan gambaran tentang jalan yang dilintasi oleh Sambo. Jalan menuju tempat badminton itu melewati rumah Duren Tiga.
“Jadi awalnya rencana FS (Ferdy Sambo) adalah dari rumah Saguling untuk bermaiin badminton,” ungkap Febri.
Namun secara tiba-tiba, kata dia, Ferdy Sambo menyuruh sopir untuk mundur sesaat setelah melewati rumah Duren Tiga.
“Jadi saat itu niat FS dari rumah di Saguling adalah pergi badminton. Namun ketika FS melihat dan lewat depan rumah Duren Tiga, sampai lewat beberapa meter jaraknya kemudian memerintahkan sopir untuk berhenti, meskipun tidak ada rencana saat itu ke rumah Duren Tiga,” kata Febri.