SuaraCianjur.id - Dalam kunjungannya ke Kabupaten Majalengka, Kang Dedi Mulyadi menyempatkan diri mendatangi rumah Pak Kaan (60) yang memiliki julukan 'Playboy Majalengka'.
Pada kesempatan tersebut Pak Kaan menjelaskan, jika awal mula ambisinya untuk terus menikah adalah saat dirinya mendapat penghinaan dari seorang wanita yang ingin ia lamar.
Wanita tersebut menyampaikan hinaan, karena Pak Kaan merupakan orang kurang mampu dan tidak memiliki wajah rupawan kala itu.
“Abah pernah sakit hati sama perempuan?” tanya Kang Dedi.
“Pernah, karena saya orang gak gak punya, terus muka saya juga jelek kaya monyet katanya,” terang Pak Kaan.
Hal tersebut yang menjadi titik balik pak Kaan untuk menaklukan wanita, hingga sempat mempelajari berbagai ilmu guna memikat lawan jenis.
“Saya pelajari itu (ilmu), pas balik ke kampung cukup dilihat saja wanita (yang sudah menghinanya) itu langsung mau diajak menikah,” tuturnya
Pak Kaan juga menyebutkan usia pernikahan dengan wanita tersebut hanya berlangsung selama empat bulan dan merupakan bentuk balas dendam karena sudah menolaknya secara kasar dulu.
Penasaran karena berhasil menikah puluhan kali, Kang Dedi akhirnya menanyakan berapa durasi pernikahan paling cepat dan terlama dari Playboy Majalengka tersebut.
Baca Juga:Anne Ratna Mustika Gugat Cerai Dedi Mulyadi Diduga Karena Melanggar Syariat Islam
“Paling sebentar 1 minggu, paling lama 24 tahun dan masih bertahan sampai sekarang jadi istri paling tua,” jelas Pak Kaan.
Kabar terbaru saat ini, Pak Kaan membeberkan akan kembali melangsungkan pernikahan ke-89 dalam waktu dekat.
“Sebenernya ini istri ke-86 dulu cuma nikah selama sebulan terus cerai, sekarang dia mau saya nikahin lagi. Orangnya ada di dalam rumah lagi konsultasi sama istri yang tua,” pungkas sang Playboy Majalengka.
Walaupun telah menikah dengan banyak wanita, Pak Kaan mengaku selalu mengkhawatirkan reputasi anak-anaknya yang kerap mendapat perundungan di sekolah, akibat perilakunya tersebut.
“Anak saya sampai pernah gak sekolah dua hari, karena dibully gara-gara ini, saya takut merusak reputasi anak saya."
Diakhir perbincangan, Kang Dedi menuturkan jika kisah Pak Kaan hanyalah sebuah kisah jenaka yang tak perlu dipandang terlalu serius oleh masyarakat.
“Setiap orang kan punya kisah, cerita abah ini bagi saya hanya kisah jenaka, jangan dipandang terlalu serius ya,” tutup Kang Dedi.(*)