SuaraCianjur.id- Soal manuver dari Ismail Bolong terkait dugaan pemberian upeti yang diberikan kepada Kabareskrim Polri Komjen Pol Agus Andrianto, disebut-sebut mendapatkan tekanan dari mantan Karopaminal Divisi Propam Polri, Hendra Kurniawan.
Soal dugaan upeti Ismail Bolong dalam bisnis tambang ilegal batu bara yang ada di Kalimantan Timur dikatakan, kalau dirinya ditekan oleh Hendra Kurniawan.
Terkait dengan hal itu, Hendra Kurniawan emmilih bungkam. Saat ditanya soal isu tersebut dia tak mengeluarkan sepatah kata pun.
Padahal nama Hendra Kurniawan disebut-sebut sebagai pihak yang terjun dan pernah menyelidiki kasus tersebut.
Baca Juga:Besok Ultah Nabilah Ayu Mantan Member JKT48, Beberkan Target Nikah dan Bina Rumah Tangga
Melansir dari pantauan Suara.com, mantan anak buah Ferdy Sambo yang sudah dipecat dari Polri ini, hanya diam. Ia bergegas masuk ke ruang sidang Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Hendra Kurniawan akan melanjutkan agenda sidang dalam perkara obstruction of justice atau merintangi penyidikan dari kasus kematian Brigadir J alias Nofriansyah Yosua Hutabarat, Kamis (10/11/2022).
Berbeda dengan Ferdy Sambo ketika dtanya soal isu tambang ilegal batu bara di Kalimantan Timur.
Suami dari Putri Candrawathi ini mengatakan untuk menanyakan hal itu kepada yang berwenang saja.
"Silakan tanyakan kepada pejabat yang berwenang," ucap Ferdy Sambo.
Pengakuan Ismail Bolong
![Ismail Bolong yang sempat mengaku menyetor uang miliaran rupiah ke Kabareksrim Polri dari bisnis tambang ilegal. Namun terbaru dirinya memberikan klarifikasi terkait hal itu. [Foto:Dok Suara.com / Istimewa]](https://media.suara.com/suara-partners/cianjur/thumbs/1200x675/2022/11/06/1-ismail-bolong-istimewa.jpg)
Ismail Bolong mengaku dan menyatakan terjun ke bisnis tambang batu bara ilegal di Kalimantan Timur.
Ismail Bolong dalam video yang berada di media sosial, menyebut memberkan setoran uang tunai sebesar Rp 6 miliar ke Kabareskrim Polri, Komjen Agus Andrianto.
Bahkan Ismail juga menyebut turut menyumbang uang sejumlah Rp 200 juta ke Polres Bontang.
Video tersebut pun viral dan langsung mendapatkan klarifikasi berbeda dengan video awalnya.
Mantan dari anggota Satintelkam Polresta Samarinda ini memastikan, kalau pengakuan dirinya yang memberikan setoran kepada Kabareskrim di video yang sudah beredar, soal uang hasil dari bisnis tambang illegal adalah tidak benar.
Ismail mengklaim saat itu dirinya dipaksa dalam tekanan untuk membuat sebuah video. Bahkan kata dia orang yang menekan dirinya untuk melakukan hal itu ada mantan perwira Polri yakni Hendra Kurniawan.
Dalam akun Instagram @majeliskopi08 dilihat Minggu (6/11), video yang dibuat Ismail turut menyampaikan sebuah permohonan maaf yang ditujukan kepada Kabareskrim.
Ismail memastikan kalau dirinya tidak pernah bertemu ataupun turut memberikan uang kepada Jenderal bintang tiga itu.
"Nama saya Ismail Bolong saya saat ini sudah pensiun dini dari anggota Polri aktif mulai bulan Juli 2022. Perkenankan saya mohon maaf kepada Kabareskrim atas berita viral saat ini yang beredar. Saya klarifikasi bahwa berita itu tidak benar dan saya pastikan berita itu saya tidak pernah komunikasi sama Pak Kabareskrim apalagi memberikan uang. Saya tidak kenal," kata Ismail Bolong dalam video tersebut, Minggu (6/11).
Menurut Ismail Bolong, dirinya terkejut ketika tahu soal video itu sudah tersebar luas di media sosial dan viral. Ia mengaku juga kalau mendapatkan tekanan. Video itu kata Ismail sudah dibuat pada bulan Februari 2022.
"Saya kaget viral sekarang. Saya perlu jelaskan, bahwa pada bulan Februari itu datang anggota Mabes Polri dari Paminal Mabes Polri memeriksa saya, untuk memberikan testimoni kepada Kabareskrim dalam penuh tekanan dari Pak Hendra. Brigjen Hendra pada saat itu saya komunikasi melalui HP, melalui anggota Paminal dengan mengancam akan bawa kamu ke Jakarta kalau nggak mau melakukan testimoni," ungkap Ismail Bolong. (*)
Sumber:Suara.com