SuaraCianjur.id - Tiga orang yang mengaku berprofesi sebagai wartawan melakukan aksi pemalakan di lingkungan sekolah.
Mereka menebar ancaman dan meminta sejumlah uang kepada pihak sekolah.
Adapun kejadian tersebut terjadi di SMP Negeri Gunungtanjung1, Kabupaten Tasikmalaya, yang terjadi pada Kamis 17 November 2022.
Dilansir dari suarajabar.id, awalnya ketiga orang yang mengaku wartawan itu datang dengan menggunakan sebuah mobil ke SMP tersebut.
Baca Juga:Ada Song Joong Ki, Drama Reborn Rich Raih Rating Tinggi di Episode Pertama
Setelah itu, mereka masuk ke ruang guru. Entah apa yang terjadi, ketiga orang yang mengaku wartwan itu tiba-tiba langsunng marah terhadap beberapa guru yang ada di dalam ruangan.
Kemarahan ketiga wartawan itupun disinyalir karena tidak adanya kepala sekolah yang diduga tengah berada di luar sekolah saat kejadian.
Ketiga orang yang mengaku wartawan itupun lantas menanyakan soal jumlah guru sampai dengan absensi guru.
“Bukan begitu kepada tamu, itu harusnya sopan. Yeuh guru mah sebagai pendidik kuduna melayani tamu, garawe teh teu disiplin (nih guru itu sebagai pendidik harusnya melayani tamu, kerjanya gak disiplin,” ancam salah satunya yang mengaku wartawan.
“Foto semuanya daftar guru. Kita laporkan ke Jakarta. Teu baraleg! (gak bener),” sambung orang tersebut.
Wakil kepala sekolah SMP Negeri Gunungtanjung1, Edi Rudiana mengatakan pihak sekolahnya telah mencoba mengakomodir permintaan tiga orang yang mengaku sebagai wartawan tersebut.
Namun Edi pun dibuat bingung dengan kedatangan mereka yang langsung marah-marah kepada setiap guru dan orang yang ada di ruang guru saat itu.
“Jadi apapun yang mereka mau seperti meminta informasi kita layani kok,” katanya.
“Tetapi kok ujung-ujungnya keluar dari jalur yang ditanyakan,” katanya.
Mereka tiba-tiba menyakan soal dana BOS namun ujung-ujungnnya ketiga orang wartawan itu meminta uang.
“Sehingga pada ujung-ujungnya seperti itu, meminta uang,” ungkapnya.
Edi berharap ia meminta kasusnya ini dapat dibantu oleh para media.
Ia memohon agar mereka-mereka yang mengaku sebagai watawan, agar dapat ditertibkan. Keberadaanya dianggap meresahkan.
“Kami berharap yang menaungi temen-temen media, tolong orang yang mengaku wartawan ditertibkan. Karena sangat meresahkan untuk para guru dan murid,” sambungnya. (*)
Artikel ini telah tayang di suarajabar.id, dengan judul : Ulah Wartawan Bodrek di Tasikmalaya, Marah-marah Nanya Soal Dana BOS Berujung Malak