SuaraCianjur.id- Timnas Jepang akhirnya tersingkir dari Piala Dunia 2022 usai kalah dari adu penalti melawan Kroasia.
Jepang yang bermain agresif dari menit awal sempat unggul sebelum akhirnya dibuat imbang oleh Kroasia. Serangan Jepang kerap membuat lini belakng Kroasi keteteran.
Daya juang mereka yang tinggi membuat 90 menit pertandingan tak cukup, hingga akhirnya dilanjut ke babak tambahan dan berakhir adu penalti.
Dalam adu penalti mereka mengakui keunggulan Kroasia, terbukti tiga pemain Jepang menjadi algojo berhasil di tahan kiper Kroasia.
Melihat hal ini pelatih Jepang bernama Hajime Moriyasu, menanggapi kekalahan negaranya di fase adu penalti, di Stadion Al Janoub, Senin (5/12) malam WIB kemarin.
Menurut Hajime Moriyasu kalau dirinya tidak menentukan siapa yang akan menjadi eksekutor dalam adu penalty yang dilakukan anak asuhnya.
Skuad Samurai Biru diberi kebebasan dalam menentukan siapa yang akan menjadi eksekutor dalam pertandingan tersebut.
Hajime Moriyasu mengambil keputusan itu, beralasan supaya para pemain Jepang tidak memiliki banyak beban. Dirinya juga menerima dengan hasil pahit yang digagalkan oleh kiper Kroasi bernama Dominik Livakovic, sebanyak tiga kali.
Tendangan mereka yang tertahan adalah Takumi Minamino, Kaoru Mitoma dan Maya Yoshida.
Hanya Takuma Asano sebagai penendang ketiga yang mampu melesatkan bola ke jarring gawang.
![Jepang memebrikan salam hormat kepada para pendukungnya usai kalah dari Kroasia dari adu penalti. [Foto: Suara.com /Anne-Christine POUJOULAT/AFP]](https://media.suara.com/suara-partners/cianjur/thumbs/1200x675/2022/12/06/1-jepang-vs-kroasia-piala-dunia-2022-qatar.jpg)
"Saya meminta para pemain untuk memutuskan sendiri. Para pemain berada di bawah tekanan yang sangat besar dan saya ingin memuji upaya mereka. Kami harus menerima hasil ini, tetapi apakah kami menyerah pada tekanan, saya kira tidak," kata Hajime Moriyasu mengutip dari laman Daily Mail.
"Saya pikir penjaga gawang itu hebat dan para pemain yang melakukan tendangan penalti juga berani. Pada akhirnya, tentu saja kami ingin menang dan hasilnya sangat disayangkan, tapi itulah yang terjadi. Itu tidak mengesampingkan perjuangan seluruh pemain," lanjutnya menambahkan.
Kendati menelan kekalahan, namaun Moriyasu sangat yakin jika genearasi dari Timnas Jepang yang ada sekarang sudah memasuki era baru yang mampu bersaing dan menantang negara Eropa, di rumput hijau.
"Kami tidak bisa melwati 16 besar dan kurang memiliki perspektif baru.Tapi tim nasional Jepang menang melawan Jerman dan Spanyol, yang pernah menjadi juara di Piala Dunia. Para pemain menunjukkan era baru sepak bola Jepang, saya pikir dan mereka harus menggunakan perasaan kecewa ini dan mencoba untuk menang di kesempatan berikutnya,” ungkapnya.
![Timnas Jepang bersorak ketika memastikan lolos ke babak 16 besar Piala Dunia 2022 usai mengalahkan Spanyol. [Fot: Suara.com / Anne-Christine POUJOULAT - AFP]](https://media.suara.com/suara-partners/cianjur/thumbs/1200x675/2022/12/02/1-reaksi-para-pemain-jepang-setelah-pertandingan-sepak-bola-grup-e-piala-dunia-qatar-2022-antara-jepang-dan-spanyol-di-stadion-internasional-khalifa-di-doha-pada-1-desember-2022-anne-christine-poujoulat-afp.jpg)
Anak asuhnya begitu tampail percaya diri ketika mereka tampil melawan raksasa sepakbola Eropa. Dia yakin kedepannya sepak bola Jepang akan lebih cepat berkembang.
"Para pemain bisa percaya diri bahwa mereka bisa bermain di pentas dunia. Mereka menunjukkan, betapa bagusnya bisa bermain di turnamen Piala Dunia dan saya harap mereka tetap di jalan yang sama. Saya pikir sepak bola Jepang bisa terus berkembang," ungkapnya. (*)