SuaraCianjur.id- PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) diminta oleh Komisi V DPR RI untuk tidak melakukan investigasi secara sendiri, terkait dengan insiden kecelakaan kereta teknis dalam proyek Kerete Cepat Bandung-Jakarta.
Ketua Komisi V DPR RI, Lasarus melarang KCIC untuk melakukan hal itu secara sendiri. Hal ini disampaikan oleh supaya penyebab kecelakaan bisa diketahui secara objektif.
Lasarus menyarankan supaya Komite Keselamatan Nasional Transportasi (KNKT), bisa turut terjun dan andil dalam proses investigasi kecelakaan yang menawaskan dua orang WNA ini.
"Kita minta KCIC jangan investigasi sendiri.Tolong libatkan juga dari KNKT supaya ketahuan masalah utamanya," ucap Lasarus dikutip dari Suara.com, Selasa (20/12/2022).
Baca Juga:Kereta Teknis Proyek Kereta Cepat Bandung-Jakarta Kecelakaan di Bandung Barat Bikin 2 WNA Tewas
Siapa pihak yang bertanggung jawab atas kecelakaan ini?
Dikatakan oleh Lasarus, dia melihat kalau hal ini perlu menunggu dari hasil investigasi yang dilakukan secara mendalam, soal apa apa penyebab kecelakaan kereta teknis mengalami insiden. Kata dia faktor kecelakaan terjadi oleh beberapa sebab.
"Kita belum tahu," kata Lasarus.
Selain itu, Anggota Komisi V DPR RI Fraksi Partai Demokrat, Irwan Fecho turut menilai ada masalah keselamatan dan keamanan dalam proyek Kereta Cepat Bandung-Jakarta.
Masalah ini menurutnya bisa terjadi karena proyek itu menimbulkan kesan dilakukan secara kebut atau terburu-buru. Pemerintah dalam hal ini seperti terlihat terlalu ambisius.
Baca Juga:PT KAI Berencana Beli Kereta Baru untuk Ganti Kelas Ekonomi
"Sejak dari perencanaan sampai dengan pembiayaan memang sudah buruk. Pemerintah terlalu ambisius, dalam infrastruktur khususnya Kereta Cepat Jakarta-Bandung ini," jelas Irwan.
Irwan melanjutkan, seharusnya pelaksanaan proyek Kereta Cepat Badnung – Jakarta ini tidak dilakukan secara terburu-buru. Termasuk untuk tidak memaksakan kalau segala sesuatunya belum siap.
"Jokowi harus hentikan targetnya kereta cepat Jakarta-Bandung fungsional sebelum 2024. Selain biayanya terus membengkak, sangat berisiko juga dan berbahaya jika terus dipaksakan," terang Irwan.
Ada baiknya kata Irwan kalau pemerintah bisa mengehtnkan sementara waktu, usai insiden kecelakaan terjadi.
![Kerete Teknis di proyek Kereta Cepat Bandung-Jakarta mengalami insiden kecelakaan hingga menyebabkan dua orang WNA tewas, di Cipada-Cikalongwetan. [Foto: Suara.com - Ferrye Bangkit Rizki]](https://media.suara.com/suara-partners/cianjur/thumbs/1200x675/2022/12/20/1-kereta-cepat-anjlok-di-cipada-cikalongwetan-jalur-kereta-cepat.jpg)
"Segera setop sementara proyek kereta cepat Jakarta-Bandung," kata Irwan.
Irwan juga kembali meminta supaya proyek kereta cepat memang harus dihentikan sementara, melihat kepada beberapa faktor yang ada.
"Jangan dilanjutkan mengingat bukan hanya safety dan securityserta lingkungan yang bermasalah, tetapi sejak dari perencanaan sampai dengan pembiayaan memang sudah buruk," terang Irwan.
Sementara itu, dijelaskan oleh Corporate Secretary PT KCIC, Rahadian Ratry mengatakan jika proses pembangunan yang ada di area kerja KCJB terkini masih tetap berjalan, meski ada kecelakaan yang sudah merenggut nyawa WNA Cina.
"Pembangunan stasiun dan pemasangan subsistem perkeretaapian di area KCJB tetap dilakukan sesuai prosedur dan jadwal yang telah ditetapkan. Termasuk pemasangan rel tanpa balas," ucap Rahadian.
Dari hasil sementara yang telah dilakukan soal jumlah korban jiwa dalam peristiwa tersebut, ada dua orang yang meninggal dunia dan empat orang lain mengalami luka.
![Kereta kerja KCIC anjlok di Bandung Barat, Minggu (19/12/2022). [Foto: Instagram]](https://media.suara.com/suara-partners/cianjur/thumbs/1200x675/2022/12/19/1-kereta-kerja-kcic-anjlok-di-bandung-barat-minggu-19122022-sore-sekira-pukul-1700-wib.jpg)
Para korban yang luka dilarikan ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung dan Rumah Sakit Santosa.
"Saat ini dua korban luka-luka sudah mendapatkan perawatan di RS Santosa Bandung, dua orang korban luka ringan sudah diperbolehkan pulang," jelasnya.
PT KCIC mengatakan kalau pihaknya akan melakukan evaluasi secara menyeluruh terahadap SOP pemasangan rel. Termasuk Sop bagi pekerjaan dalam sektor lainnya.
“Memastikan segenap pekerjaan yang dilakukan kontraktor KCJB mengimplementasikan aspek Safety, Security, Health and Environment (SSHE) pada setiap aktivitas kerja,” ungkapnya. (*)
Sumber: Suara.com