Scroll untuk membaca artikel
Kamis, 26 Januari 2023 | 11:02 WIB

2 Masjid Semi Permanen di Cugenang Dibangun Pasca Gempa Cianjur, Pemulihan Terus Digenjot

Masnurdiansyah
2 Masjid Semi Permanen di Cugenang Dibangun Pasca Gempa Cianjur, Pemulihan Terus Digenjot
Salah satu pembangunan masjid semi permanen di Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur pasca terjadinya gempa tahun lalu. Banyak masjid yang rusak akibat diguncang gempa. (Foto: suara.cianjur.com.)

SuaraCianjur.id- Gempa bumi yang terjadi di Kabupaten Cianjur tahun lalu merenggut duka mendalam. Ada ratusan korban jiwa meninggal dunia akibat diguncang gempa berkekuatan 5,6 magnitudo. 

Gempa meluluhlantakan sebagain bangunan di Cianjur, tak hanya rumah warga saja, namun beberapa rumah ibadah termasuk masjid. 

Pembangunan kembali bangunan masjid yang roboh dilakukan dengan mendirikan bangunan semi permanen, untuk memberikan fasilitas ibadah bagi umat muslim setempat. Kecamatan Cugenang adalah wilayah yang paling parah menerima dampak guncangan gempa. 

Menurut Direktur Masjid Nusantara, Pras Purworo, ada dua masjid yang dibangun dalam waktu 14 hari pasca gempa menimpa wilayah Cugenang. 

Baca Juga:Bukan Rombongan Pejabat, Begini Hasil Penyelidikan Polisi Soal Mobil Tabrak Mahasiswa hingga Tewas di Cianjur

“Masjid Al Hidayah ukurannya 10 ke 10 meter, dan Masjid Assalamah ukurannya 11 ke 8 meter,” kata Pras kepada cianjur.suara.com, Rabu (25/1/2023). 

Masjid yang dibangun mampu menampung ratusan jemaah untuk warga melaksanakan sholat beribadah. 

“Alhidayah bisa menampung 150 jamaah kalau Assalamah 100 jamaah. Jadi bentukanya memang semi permanen. Alhidayah dibangun pakai material baja ringan dan spandek, Masjid Assalamah pakai material baja ringan, spandek, triplek dan bubble poil,” jelas Pras. 

Pihak dari Desa Cibulakan, Kecamatan Cugenang, Nunuh Abdul Aziz mengatakan, dengan kembali berdirinya masjid semi permanan warga wajib memakmurkan kembali rumah ibadah tersebut.  

"Semoga Masjid ini dari semi permanen menjadi permanen. Maka dari itu ketika nanti menjadi permanen untuk dimakmurkan khususnya bagi generasi muda," kata dia di lokasi. 

Baca Juga:Kapolres Cianjur Bantah Mobil Tabrak Mahasiswa Unsur hingga Tewas Berasal dari Rombongan Pejabat

Pihak MUI Kecamatan Cugenang, K.H. Zaenal mengingatkan jika bencana gempa yang terjadi di Cianjur adalah sebuah peringatan dari Allah SWT. 

"Kita diberikan peringatan dari Allah SWT atas gempa ini, banyak hikmah dari bencana yang kita terima. Hikmah yg paling utama kita bisa silaturahmi bekerja sama dengan setiap lapisan masyarakat," ucap K.H. Zaenal. 

Berdasarkan catatan Kementerian Agama (Kemenag) terkait dengan bangunan masjid yang roboh akibat diguncang gempa, ada 21 bangunan masjid yang rusak parah. Termasuk dengan lima bangunan Kantor Urusan Agama (KUA) mengalami rusak. 

Salah satu masjid semi permanen yang dibangun di Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur untuk fasilitas beribadah pasca banguna masjid roboh diguncang gempa tahun lalu. [Foto: cianjur suara com]
Salah satu masjid semi permanen yang dibangun di Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur untuk fasilitas beribadah pasca banguna masjid roboh diguncang gempa tahun lalu. (sumber: Foto: cianjur suara com)

Pemulihan Cianjur 

Akselerasi pemulihan kabupaten Cianjur pasca terjadinya gempa terus dilakukan. Menurut Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen Suharyanto, pemulihan wilayah pasca terjadinya bencana pada hari Senin (21/11) lalu terus dilakukan.

"Kami menggelar rapat percepatan rehabilitasi dan rekonstruksi pascagempa magnitudo 5,6," ucap Suharyanto dalam keterangan tertulisnya. 

Kondisi salah satu sudut hunian sementara penyintas gempa Cianjur, Jawa Barat. [Foto: Suara.com / Antara/HO-Dokumentasi Humas PLN]
Kondisi salah satu sudut hunian sementara penyintas gempa Cianjur, Jawa Barat. (sumber: Foto: Suara.com / Antara/HO-Dokumentasi Humas PLN)

Dia menjelaskan terkini proses pembersihan puing sisa bangunan runtuh telah mencapai 2.722 unit, dengan mengerahkan berbagai sumber yang ada.  

Menurut Suharyanto ada rumah yang tak bisa diakses oleh alat berat, namun pemerintah tetap berusaha untuk membersihkan dengan cara manual. 

"Pembersihan puing dibiayai oleh pemerintah, tidak dibebankan pada masyarakat. Jika ada yang meminta imbalan, masyarakat dapat melaporkan," ucapnya. (*)

Berita Terkait

Tag

terpopuler

Gaya Hidup

Terkini

Loading...
Load More
Ikuti Kami

Dapatkan informasi terkini dan terbaru yang dikirimkan langsung ke Inbox anda