SuaraCianjur.id - Manchester City diduga telah melanggar lebih dari 100 peraturan atau regulasi finansial Liga Inggris, Selasa (7/2/2023).
Tuduhan tersebut muncul setelah penyelidikan oleh tim independen selama empat tahun tentang keuangan klub yang dimiliki Sheikh Mansour tersebut.
Liga Inggris membuat sejumlah klaim yang belum pernah terjadi sebelumnya, menyatakan bahwa pelanggaran tersebut melibatkan kewajiban untuk menyajikan informasi keuangan yang benar dan transparan tentang status keuangan klub.
Hal tersebut meliputi laporan pendapatan klub, pendapatan sponsor, dan biaya operasional.
Menanggapi pernyataan Liga Inggris, Manchester City mengungkapkan "keheranan" mereka dan membantah tuduhan tersebut.
Klub menyatakan bahwa mereka tidak bersalah karena "bukti yang tak terbantahkan".
Menurut Liga Inggris, pelanggaran tersebut terjadi sepanjang sembilan musim, dari 2009 hingga 2018.
Selama itu, Manchester City tiga kali menjuarai beberapa kompetisi domestik penting selain Liga Inggris.
Tim penyelidik independen telah ditugaskan menginvenstigasi keuangan Man City untuk melihat apakah tim tersebut melanggar aturan Liga Inggris atau tidak.
Baca Juga:Info Loker Cianjur Lulusan SMP SMA SMK D3 S1 Terbaru Februari 2023
Atas dugaan tersebut, Manchester City dapat menerima pengurangan poin atau kemungkinan dikeluarkan dari Liga Inggris jika terbukti bersalah.
Namun, pihak Manchester City masih membantah telah melanggar 100 regulasi finansial tersebut.
“Manchester City FC terkejut dengan dikeluarkannya dugaan pelanggaran Peraturan Liga Premier ini, terutama mengingat keterlibatan yang luas dan sejumlah besar materi terperinci yang telah disediakan oleh EPL," tulis Manchester City dalam pernyataan resmi.
“Klub menyambut baik peninjauan masalah ini oleh komisi independen, untuk mempertimbangkan secara tidak memihak kumpulan bukti tak terbantahkan yang ada untuk mendukung posisinya. Karena itu kami berharap masalah ini dihentikan untuk selamanya,” tutup City.
Menurut surat kabar Jerman Der Spiegel, Manchester City diduga telah menggelembungkan pendapatan sponsornya.
Tidak hanya itu, kontrak mantan manajer City, Roberto Mancini disebut sengaja digandakan oleh Manchester City melalui kepemilikan Abu Dhabi.
Mancini bertanggung jawab atas City dari 2009 hingga 2013 dan pernyataan Liga Premier mengacu pada dugaan pelanggaran aturan "mewajibkan klub anggota untuk memasukkan perincian lengkap remunerasi manajer dalam kontrak yang relevan dengan manajernya" selama waktu itu.
Lebih dari 100 peraturan dilanggar selama rentang sembilan musim, termasuk persyaratan untuk lolos dari regulasi Financial Fair Play (FFP), menurut Liga Premier.
Pada Pengadilan Arbitrase Olahraga Februari 2020 lalu, City berhasil mengajukan banding atas larangan Liga Champions selama dua tahun karena pelanggaran peraturan keuangan yang signifikan oleh UEFA. (*)
Sumber: The Independent.