SuaraCianjur.Id- Orgasme kerap menjadi puncak kenikmatan saat berhubungan seks bagi banyak pasangan. Tidak heran jika banyak dari mereka berusaha mencari cara agar dapat mencapai orgasme.
Namun, terkadang terdapat kebingungan mengenai cairan yang keluar saat perempuan mencapai orgasme.
Saat perempuan mencapai orgasme, biasanya keluar cairan dari vagina. Cairan yang keluar saat orgasme sering disangka sebagai cairan saat buang air kecil.
Namun, apakah cairan yang keluar saat orgasme sama dengan saat buang air kecil?
Baca Juga:Dukungan Alfamart Kepada Anak-anak Penderita Kanker di Hari Kanker Anak Sedunia
Dikutip dari Flo, keputihan adalah istilah umum yang dapat digunakan untuk menggambarkan cairan apa pun yang keluar dari vagina.
Cairan serviks, dibuat oleh serviks, mengalir melalui saluran vagina dan keluar melalui vagina.
Cairan serviks juga bisa disebut sebagai keputihan. Terdapat berbagai jenis keputihan yang umum terjadi, seperti keputihan kering, lengket, putih telur, berair, dan cairan gairah.
Keputihan kering adalah kondisi umum yang dialami oleh perempuan, di mana vagina terasa kering atau hanya sedikit lembap.
Sementara itu, keputihan lengket terlihat agak putih atau kuning, menyerupai lem. Jenis keputihan ini umumnya muncul lebih dekat dengan waktu ovulasi.
Baca Juga:Heru Budi Lantik Joko Agus Setyono Sebagai Sekda DKI Pengganti Marullah Matali
Keputihan putih telur, di sisi lain, dapat membuat vagina terasa licin atau sedikit berair. Cairan ini elastis, berwarna bening hingga putih susu, dan terjadi selama fase ovulasi dari siklus menstruasi.
Keputihan berair muncul saat tubuh perempuan terangsang secara seksual, dan bisa terlihat bening atau agak putih seperti susu skim.
Penting untuk dicatat bahwa tidak satu pun dari jenis keputihan ini berbau busuk. Jika keputihan yang dialami perempuan berubah, maka sebaiknya mencari nasihat medis profesional karena bisa terkait dengan infeksi menular seksual atau kondisi medis lainnya.
Cairan gairah terjadi ketika tubuh perempuan merasakan hasrat atau ketertarikan seksual.
Selama proses ini, terjadi peningkatan aliran darah ke alat kelamin perempuan, termasuk dinding vagina, yang menyebabkan cairan melewatinya.
Cairan gairah berfungsi sebagai pelumas, sehingga vagina tetap basah dan memberikan kenyamanan saat berhubungan seks.
Ketika perempuan mencapai tahap klimaks atau orgasme, terjadi pelepasan intens peningkatan seksual dari tahap sebelumnya.
Orgasme dicapai melalui kontraksi ritmis otot-otot genital dan pelepasan gairah. Perlu diingat bahwa setiap perempuan dapat mengalami orgasme dengan ciri-ciri yang berbeda-beda.