SuaraCianjur.Id- Banyak pasangan saat ini memilih untuk hidup tanpa anak, atau yang disebut dengan istilah childfree.
Hal ini menjadi tren yang semakin meningkat, terutama di negara-negara maju.
Pasangan yang memilih untuk childfree menolak untuk memiliki anak karena berbagai alasan, seperti fokus pada karir, kebebasan untuk melakukan perjalanan, atau kesadaran akan tanggung jawab dan komitmen yang dibutuhkan untuk menjadi orang tua.
Dikutip dari beberapa jurnal, Menurut Dr. Amy Blackstone, seorang sosiolog di University of Maine dan penulis buku "Childfree by Choice: The Movement Redefining Family and Creating a New Age of Independence", "Pasangan childfree tidak menolak anak-anak karena mereka tidak menyukai anak-anak. Mereka memilih untuk hidup tanpa anak karena mereka ingin fokus pada diri sendiri dan memilih jalur hidup yang berbeda."
Baca Juga:Perkara Klitih Gedongkuning Belum Inkrah, Tunggu Putusan Kasasi
Namun, keputusan untuk hidup tanpa anak bukanlah keputusan yang mudah. Banyak pasangan yang mengalami tekanan dari keluarga, teman, atau masyarakat umum yang menganggap bahwa menjadi orang tua adalah hal yang wajib dilakukan.
Meskipun pasangan childfree seringkali menghadapi tekanan dari masyarakat, namun hal ini tidak mengurangi keberhasilan atau kebahagiaan mereka dalam hidup.
Menurut seorang penelitian dari The Journal of Marriage and Family pada tahun 2019, pasangan childfree memiliki kepuasan hidup yang sama atau bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan pasangan yang memiliki anak.
Namun, keputusan untuk childfree bukan berarti pasangan tidak merasa cinta atau tanggung jawab terhadap keberadaan anak-anak di sekitar mereka.
Hal ini juga dipertegas oleh Laura Carroll, seorang penulis dan aktivis childfree, dikutip dari tulisannya yang berjudul "The Baby Matrix: Why Freeing Our Minds From Outmoded Thinking About Parenthood & Reproduction Will Create a Better World". "Memilih untuk childfree bukan berarti kita anti-anak atau egois. Ini adalah keputusan untuk tidak menjadi orang tua, tetapi bukan keputusan untuk tidak mencintai anak-anak."
Baca Juga:Bantah KIB Terancam Bubar, Sekjen Golkar: Sekarang Ada yang Keluar Nggak? Nggak Ada!
Dalam beberapa kasus, pasangan childfree dapat menjadi figur yang memberikan kontribusi positif pada kehidupan anak-anak.
Jadi, keputusan untuk childfree adalah hal yang sangat personal dan kompleks, namun itu adalah hak setiap pasangan untuk memilih jalur hidup mereka sendiri. (*)
(*/Haekal)
Sumber: Beberapa Jurnal, dan Instagram Vice Indonesia.
Jurnal: The Journal of Marriage and Family (2019). Parenthood and Well-being: A Decade in Review.
Carroll, L. (2015). The Baby Matrix: Why Freeing Our Minds From Outmoded Thinking About Parenthood & Reproduction Will Create a Better World.
Blackstone, A. (2019). Childfree by choice: The movement redefining family and creating a new age of independence.