SuaraCianjur.Id- Kehadiran internet dan teknologi digital telah memberikan dampak yang signifikan bagi kehidupan manusia. Salah satu dampak yang semakin terasa adalah adanya pola perilaku "chronically online" atau terus-menerus online.
Kondisi ini ditandai dengan kecenderungan untuk selalu terhubung dengan internet melalui berbagai perangkat seperti smartphone, tablet, dan laptop.
Menurut Sherry Turkle, seorang profesor di Massachusetts Institute of Technology dan penulis buku "Alone Together: Why We Expect More from Technology and Less from Each Other", kebiasaan chronically online telah mengubah cara kita berinteraksi satu sama lain.
Dalam bukunya, Turkle mengatakan bahwa "sebagai individu, kita mulai kehilangan kemampuan untuk merenungkan diri sendiri dan hidup dalam ketenangan. Sebagai masyarakat, kita mulai kehilangan kemampuan untuk berkumpul dan berbicara dengan sesama."
Baca Juga:Lilipaly Harusnya Masuk Timnas Indonesia Lawan Burundi, Shin Tae-yong Perlu Baca Alasan Ini
Penelitian juga menunjukkan bahwa kebiasaan chronically online dapat berdampak negatif terhadap kesehatan mental.
Sebuah studi oleh American Psychological Association mengungkapkan bahwa orang yang sering menggunakan media sosial dan selalu online cenderung mengalami tingkat kecemasan dan depresi yang lebih tinggi.
Dr. Larry Rosen, seorang psikolog di California State University, dalam tulisannya yang berjudul "The Distracted Mind: Ancient Brains in a High-Tech World" menyatakan bahwa kebiasaan chronically online dapat menyebabkan "kehilangan kemampuan untuk berkonsentrasi dalam jangka panjang dan mengalami kesulitan dalam memproses informasi secara mendalam."
Namun, meskipun terdapat dampak negatif, teknologi digital juga memiliki potensi positif.
Seorang penulis dan peneliti teknologi, dan perintis gerakan "digital miniTerkoneksi tanpa henti, kita selalu terhubung dengan internet melalui smartphone, tablet, atau laptop. Namun, kebiasaan online terus-menerus ini ternyata memiliki dampak besar pada kehidupan kita, dari hilangnya kemampuan merenung hingga kesehatan mental yang terganggu.malism", Cal Newport, mengatakan bahwa "internet dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat jika kita memanfaatkannya dengan bijak."
Baca Juga:Jokowi Bingung Suplai Panen Raya Tinggi Tapi Harga Beras Nggak Turun-turun
Menurut Newport, dengan melakukan digital minimalism atau mengurangi waktu yang dihabiskan untuk berselancar di internet, kita dapat meningkatkan produktivitas, kreativitas, dan kualitas hidup secara keseluruhan.
Dalam dunia yang semakin terhubung secara digital, penting bagi kita untuk menyadari kebiasaan chronically online dan mempertimbangkan dampaknya terhadap kehidupan kita.
Dengan memanfaatkan teknologi digital dengan bijak, kita dapat meraih manfaat positif dan tetap menjaga keseimbangan dalam hidup kita. (*)
(*/Haekal)
Sumber: Instagram Vice Indonesia dan Beberapa Jurnal
Turkle, Sherry. Alone Together: Why We Expect More from Technology and Less from Each Other. Basic Books, 2011.
Newport, Cal. Digital Minimalism: Choosing a Focused Life in a Noisy World. Portfolio/Penguin, 2019.
Rosen, Larry. "The Distracted Mind: Ancient Brains in a High-Tech World." MIT Press, 2016.