SuaraCianjur.id - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, telah menjadi sorotan dalam beberapa hari terakhir terkait dengan pemecatan seorang guru dari SMK Telkom Sekar Kemuning di Kota Cirebon.
Pemecatan tersebut menimbulkan kontroversi di kalangan masyarakat karena diduga dilakukan akibat komentar yang dianggap kasar oleh guru tersebut kepada Gubernur Jawa Barat yang akrab disapa Kang Emil.
Menurut informasi yang beredar, Muhammad Sabil Fadhillah, seorang guru di SMK Telkom Sekar Kemuning, dipecat setelah memberikan komentar "maneh" kepada Kang Emil.
Komentar ini dianggap kasar oleh pihak sekolah dan menjadi alasan pemecatan Sabil. Namun, pihak sekolah juga mengkonfirmasi bahwa sebelumnya Sabil telah menerima Surat Peringatan akibat berkata kasar kepada muridnya yang menyebabkan orang tua siswa tidak terima.
Baca Juga:Sisca Kohl Diduga Hamil Gegara Masak Burger Tanpa Bawang, Netizen: Aura-Aura Bumil
Meski demikian, akibat dari polemik ini, publik banyak yang menilai bahwa Kang Emil adalah sosok yang anti kritik. Bahkan ada yang mengatakan bahwa Kang Emil adalah sosok diktator.
“Maneh diktator mil, baper, pendendam.. ternyata Allah tunjukkan wajah asli mu mil sebelum dua kosong dua empat,” tulis akun Twitter @kucing2*****.
Di sisi lain, Ridwan Kamil mengkonfirmasi bahwa pemecatan itu bukan perintahnya. Dirinya sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan pemecatan tersebut.
Bahkan setelah kejadian itu, Kang Emil langsung menghubungi agar tidak ada pemecatan terhadap guru tersebut.
“Karenanya setelah berita itu hadir, saya sudah mengontak sekolah/yayasan, agar yang bersangkutan untuk cukup dinasehati dan diingatkan saja, tidak perlu sampai diberhentikan,” tulis Kang Emil di akun Twitternya, dilihat Kamis (16/3/2023).
Baca Juga:Anggota Satpol PP DKI Dilarang Mudik, Kasatpol: Kegiatan Jalan Terus
Akibat dari polemic ini, Kang Emil menghimbau agar masyarakt lebih bijak dalam menggunakan medsos.
“Apa pun itu, di era medsos tanpa sensor ini, Kewajiban kita para orangtua, guru dan pemimpin untuk terus saling nasehat-menasehati dalam kabaikan, kesabaran dan selalu bijak dalam bermedsos. Agar anak cucu kita bisa hidup dalam peradaban yang lebih mulia,” pungkas Kang Emil. (*)