SuaraCianjur.Id- Belakangan ini, sebuah kasus memunculkan kontroversi terkait vonis bebas terdakwa pimpinan aparat yang dituduh salah memerintahkan anak buahnya dalam sebuah operasi yang menewaskan beberapa orang sipil.
Meskipun terdakwa tidak langsung terlibat dalam tindakan kekerasan, ia tetap dianggap bertanggung jawab sebagai pimpinan atas tindakan anak buahnya.
Namun, apakah vonis bebas dalam kasus seperti ini merupakan keputusan yang etis?
Menurut buku "Ethics in Leadership" karya Joanne B. Ciulla, seorang pemimpin bertanggung jawab atas tindakan anak buahnya dan harus mempertanggungjawabkan setiap tindakan yang dilakukan di bawah wewenangnya.
Pemimpin harus memastikan bahwa anak buahnya memahami tugas dan tanggung jawab mereka, dan harus melatih mereka dalam berperilaku etis.
Namun, dalam kasus ini, terdakwa pimpinan aparat berdalih bahwa anak buahnya telah bertindak di luar wewenang dan perintahnya.
Pendapat ini didukung oleh sebuah penelitian di jurnal "Journal of Applied Psychology" yang menyebutkan bahwa tindakan anak buah yang melanggar perintah atasannya dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti keinginan untuk mempertahankan kelompok, kurangnya komunikasi, atau kecemasan.
Para ahli kesehatan mental juga menyoroti dampak psikologis dari keputusan seperti ini.
Menurut jurnal "Psychology Today", merasa bebas dari tanggung jawab dapat meningkatkan kepercayaan diri dan kebahagiaan, namun dapat menimbulkan masalah etika dan moral.
Baca Juga:Hormon Kehamilan Bikin Jerawat Makin Banyak, Ibu hamil Boleh Pakai Obat Kulit?
Namun, dalam konteks hukum, vonis bebas terdakwa pimpinan aparat dapat dipandang sebagai keputusan yang adil.
Dalam sebuah artikel yang diterbitkan oleh "The Washington Post", seorang pengacara menyebutkan bahwa dalam sistem hukum yang berlaku, terdakwa hanya dapat dihukum jika kesalahan mereka dibuktikan dengan cukup kuat.
Meskipun keputusan pengadilan telah diputuskan, tetap saja terdapat pertanyaan etis yang perlu dipertimbangkan dalam kepemimpinan dan tanggung jawab.
Seorang pemimpin tidak hanya bertanggung jawab atas tindakan anak buahnya, tetapi juga harus memastikan bahwa mereka diberi arahan yang jelas dan benar-benar memahami tanggung jawab mereka. (*)
(*/Haekal)
Sumber: Instagram Frix Media dan Beberapa Jurnal
The Washington Post. (2019). A leader who lets his team down, and gets off the hook.
Psychology Today. (2017). The Ethics of Dodging Responsibility.
Jackson, S. E., & Ruderman, M. (1999). The changing nature of work: Implications for occupational analysis. Journal of Applied Psychology, 84(3), 349–361.