SuaraCianjur.Id- Insomnia adalah kondisi ketika seseorang sulit untuk tidur atau menjaga tidur dalam jangka waktu yang cukup.
Kondisi ini dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius, terutama pada kesehatan mental.
Menurut National Institute of Mental Health (NIMH), insomnia sering terkait dengan depresi dan kecemasan.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Dr. Charles M. Morin, seorang profesor di Universitas Laval di Quebec, menunjukkan bahwa orang yang menderita insomnia kronis memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan mental seperti depresi, kecemasan, dan psikosis. Dr. Morin mengatakan, "Insomnia bukan hanya gejala, tetapi juga dapat menjadi faktor risiko yang signifikan untuk gangguan mental".
Baca Juga:Taeyeon SNSD Diisukan Akan Meninggalkan SM Entertainment Gara-Gara Ini
Buku "Why We Sleep" oleh Matthew Walker, seorang profesor neurosains di University of California, Berkeley, juga mengungkapkan hubungan yang kuat antara insomnia dan kesehatan mental. Walker menyatakan bahwa kurang tidur dan insomnia dapat menyebabkan "peningkatan risiko untuk depresi, kecemasan, dan bipolar disorder, serta perburukan simptom gangguan stres pasca-trauma (PTSD) dan skizofrenia".
Oleh karena itu, penting bagi seseorang yang menderita insomnia untuk mencari bantuan medis dan menjalani perawatan yang tepat.
Ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi insomnia, seperti mengubah gaya hidup yang sehat, menghindari stimulan sebelum tidur, dan terapi perilaku kognitif.
Dalam kesimpulannya, insomnia memiliki hubungan yang kuat dengan kesehatan mental dan dapat menyebabkan risiko yang lebih tinggi untuk gangguan mental.
Oleh karena itu, menjaga pola tidur yang sehat sangat penting untuk kesehatan fisik dan mental. (*)
Baca Juga:Raffi Ahmad Diketawain Nagita Slavina saat Tanya Bagaimana Kalau Ketahuan Selingkuh
(*/Haekal)