SuaraCianjur.id – Islamic State of Iraq and Suriah atau yang disingkat sebagai ISIS merupakan gerakan politik radikal asal timur tengah yang menginginkan sebuah negara Islam tercipta.
Namun, banyak paham dan doktrin ISIS yang berbahaya, salah satunya adalah berjihad menggunakan kekerasan seperti aksi terror pemboman dan lain-lain, dengan kata lain memaksakan sesuatu kehendak kepada orang lain.
Simpatisan ISIS juga terafiliasi ke penjuru negara, salah satunya di Indonesia, Hendro Fernando salah satunya. Ia merupakan mantan simpatisan ISIS bagian pendanaan. Lalu ia menceritakan bagaimana dirinya bisa terikat paham teroris tersebut.
“Jadi saya bagian pendanaan ISIS, tugas saya adalah menunggu kiriman uang dari Suriah, kemudian, saya kirimkan lagi ke MIT (Mujahidin Indonesia Timur) di Poso, lantas mereka mengirim lagi ke Filipina untuk pembelian senjata,” ungkap Hendro mengutip Youtube Deddy Corbuzier, (17/3/2023).
Baca Juga:PERSIB Terus Meningkat Setiap Musim, Ambisi Abdul Aziz Sapu Bersih Sisa Laga
Lebih lanjut lagi ia menjelaskan, bahwa dirinya pernah terlibat dalam pembobolan gudang senjata di Lapas Tangerang.
“Jadi pada saat itu, saya mendoktrin ISIS salah satu napi binaan, dan dia tergiur, kemudian membantu saya untuk membobol gudang senjata di Lapas Tangerang, total ada belasan pucuk senjata dan peluru yang berhasi diambil,” ucap Hendro.
Hendro juga mengungkapan ada tahapan ketika seseorang menjadi teroris, karena menurutnya tidak ada yang terlahir untuk menjadi seorang yang jahat.
“Jadi untuk seseorang menjadi teroris itu ada prosesnya. Kalau saya pertama, terpapar oleh kajian - kajian intoleran, kemudian saya berkembang menjadi radikalis, lantas mengajak orang-orang untuk mengikuti kajian intoleran. Di tahap terakhir, puncaknya adalah aksi terorisme itu sendiri,” Ucap Hendro.
Menurutnya, orang-orang sangat mudah tergiur untuk mengikuti jaringan terorisme ini, lantaran karena anggota organisasi tersebut akan ditanggung biaya hidupnya serta keluarganya.
Baca Juga:Pengaruh Sifat 'Anti Kritik' Terhadap Jabatan dan Seseorang
“Jadi sistemnya open donasi, sangat mudah sekali untuk mendapatkan uang, banyak simpatisan-simpatisan dermawan di media social. Oleh karena itu anggota organisasi pasti dihandle biaya hidupnya beserta keluarga,” Ucap Hendro.
Lantas Hendro pun kini bertaubat dan mengaku bersalah, ia ditangkap pada 2016 dan kini telah bebas bersyarat. Kesibukkan Hendro saat ini adalah menjalani usaha rumah potong ayam Bersama 17 eks napiter yang lain. (*)
Sumber: YouTube Deddy Corbuzier.