Scroll untuk membaca artikel
Sabtu, 18 Maret 2023 | 17:50 WIB

Work Life Balance, Pahami Ini untuk Kesehatan Mental Anda

Ananda Saputra
Work Life Balance, Pahami Ini untuk Kesehatan Mental Anda
Ilustrasi pekerja kantoran. Seseorang dan pekerjaan harus memiliki keseimbangan atau work life balance. ((freepik/cookie_studio))

SuaraCianjur.Id- Work-life balance atau keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan merupakan topik yang semakin populer dalam lingkup bisnis dan manajemen saat ini. 

Namun, seringkali kebanyakan dari kita masih merasa kesulitan untuk mencapai keseimbangan tersebut, terutama di era saat ini di mana bekerja dari rumah menjadi norma.

Pentingnya work-life balance tidak hanya terkait dengan kesejahteraan fisik, tetapi juga dengan kesehatan mental

Sebuah penelitian oleh Greenberg et al. (2015) menunjukkan bahwa "tidak adanya work-life balance dapat meningkatkan risiko stres, kelelahan, dan depresi.

Baca Juga:Dulu Jetski, Ria Ricis Kini Ajak Baby Moana Salto

" Selain itu, sejumlah penelitian lain juga menunjukkan bahwa terlalu banyak bekerja dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, dan insomnia (Barger et al., 2019; Mäkikangas et al., 2020).

Namun, bagaimana sebenarnya work-life balance dapat memengaruhi kesehatan mental kita? 

Menurut penelitian oleh Sparks et al. (2015), work-life balance yang baik dapat meningkatkan kepuasan hidup dan meredakan stres. 

Tidak hanya itu, work-life balance yang buruk juga dapat berdampak negatif pada hubungan interpersonal dan keluarga. 

Sebuah penelitian oleh Clark et al. (2016) menunjukkan bahwa kelelahan kerja dan kurangnya waktu luang dapat meningkatkan risiko konflik dalam hubungan romantik, sedangkan penelitian oleh Hammer et al. (2011) menunjukkan bahwa work-life conflict dapat memengaruhi kesejahteraan anak-anak dalam keluarga.

Baca Juga:Bukan Park Yeon Jin, Ini Tokoh The Glory 2 yang Bikin Penonton Paling Emosi

Secara keseluruhan, work-life balance memainkan peran penting dalam kesehatan mental kita. 

Oleh karena itu, penting untuk mencari keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, dan menghargai waktu untuk diri sendiri dan orang-orang yang kita sayangi. (*)

(*/Haekal)

Sumber: Clark, S. C. (2016). Work/family border theory: A new theory of work/family balance. Human Relations, 69(1), 131-154.

Sparks, K., Faragher, B., & Cooper, C. L. (2001). Wellbeing and occupational health in the 21st century workplace. Journal of occupational and organizational psychology, 74(4), 489-509.

Greenberg, P. E., Fournier, A. A., Sisitsky, T., Pike, C. T., & Kessler, R. C. (2015). The economic burden of adults with major depressive disorder in the United States (2005 and 2010). Journal of clinical psychiatry, 76(2), 155-162.

Berita Terkait

Tag

terpopuler

Gaya Hidup

Terkini

Loading...
Load More
Ikuti Kami

Dapatkan informasi terkini dan terbaru yang dikirimkan langsung ke Inbox anda