SuaraCianjur.Id- Banyak orang di Indonesia masih menganggap tabu untuk membicarakan topik bunuh diri.
Padahal, menurut data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), setiap tahunnya terdapat sekitar 800.000 orang di seluruh dunia yang meninggal karena bunuh diri. Data ini mengindikasikan bahwa setiap 40 detik ada satu orang yang meninggal karena bunuh diri. Meskipun angka tersebut masih bersifat perkiraan, namun sangat memprihatinkan.
Bunuh diri juga terbukti menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia, dengan kasus-kasus yang melibatkan orang-orang dari berbagai usia.
Dalam situasi seperti ini, keberadaan layanan hotline bunuh diri sangat penting, namun masih jarang orang yang mengetahuinya.
Baca Juga:Awal Mula Pelaku dan Korban Kenalan Hingga Berujung Mutilasi
Menurut buku "Talking to Depression: Simple Ways To Connect When Someone In Your Life Is Depressed" karya Claudia J. Strauss, layanan hotline bunuh diri dapat menyelamatkan nyawa seseorang yang sedang mempertimbangkan untuk bunuh diri.
Melalui layanan ini, seseorang yang sedang merasa putus asa dapat menghubungi seseorang yang bisa memberikan dukungan dan membantu mereka menemukan cara untuk mengatasi masalah mereka.
Saat ini, di Indonesia sudah ada beberapa layanan hotline bunuh diri yang dapat dihubungi seperti Hotline Senyum, Hotline Cipta, dan Hotline Lifeline. Namun, sayangnya, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui keberadaan layanan tersebut.
Dalam era digital dan informasi yang mudah diakses seperti sekarang ini, kita perlu lebih sadar tentang pentingnya layanan hotline bunuh diri di Indonesia.
Melalui sosialisasi dan edukasi yang tepat, kita dapat membantu masyarakat yang membutuhkan bantuan untuk mengatasi masalah psikologis dan psikiatris, serta mencegah kasus-kasus bunuh diri. (*)
Baca Juga:Intensitas Hujan Tinggi, Desa Sempurna Ketapang Direndam Banjir hingga 2 Meter