SuaraCianjur.Id- Pendidikan merupakan faktor penting dalam meningkatkan kualitas hidup seseorang.
Namun, sayangnya masih banyak anak Indonesia yang putus sekolah.
Menurut data Badan Pusat Statistik pada tahun 2019, angka partisipasi sekolah anak usia 7-15 tahun mencapai 95,81%. Meskipun demikian, masih terdapat 4,19% anak yang tidak bersekolah.
Masalah putus sekolah tidak hanya berdampak pada aspek ekonomi, tetapi juga dapat berdampak pada kesehatan mental anak.
Baca Juga:Rekam Jejak Zulfan Lindan, Rela Tinggalkan NasDem Demi Dukung Megawati Capres 2024
Menurut buku "Psikologi Pendidikan" karya Anita Lie, "Anak yang tidak dapat menyelesaikan pendidikan formal mereka secara signifikan lebih mungkin mengalami gangguan kesehatan mental."
Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti tekanan sosial, stigma sosial, dan rasa putus asa karena merasa tidak mampu.
Para ahli juga mengakui bahwa putus sekolah dapat menjadi faktor risiko bagi gangguan kesehatan mental pada anak.
Dr. Diah Mira Lestari, Psikolog Klinis, mengatakan bahwa "putus sekolah dapat mempengaruhi kesehatan mental seseorang karena mereka tidak hanya kehilangan kesempatan untuk belajar, tetapi juga kehilangan kesempatan untuk mengembangkan diri dan memiliki interaksi sosial yang sehat."
Oleh karena itu, diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak untuk mengurangi angka putus sekolah di Indonesia.
Baca Juga:Perusahaan Properti Indonesia Lakukan Standarisasi UKS di Sekolah
Pemerintah, masyarakat, dan dunia pendidikan perlu bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang mendukung anak untuk tetap bersekolah.
Selain itu, perlu pula adanya upaya untuk memberikan layanan kesehatan mental yang memadai bagi anak yang mengalami gangguan kesehatan mental akibat putus sekolah.
Kesimpulannya, putus sekolah dapat berdampak buruk pada kesehatan mental anak.
Oleh karena itu, upaya untuk mengurangi angka putus sekolah di Indonesia perlu dilakukan secara serius dan terus-menerus.
Hal ini tidak hanya akan membantu meningkatkan kualitas hidup anak, tetapi juga dapat memperbaiki kesehatan mental mereka. (*)
(*/Haekal)