SuaraCianjur.Id- GERD atau gastroesophageal reflux disease adalah kondisi medis yang terjadi ketika asam lambung naik ke kerongkongan dan menyebabkan sensasi terbakar atau nyeri di dada.
Kondisi ini bisa terjadi pada siapa saja, namun biasanya lebih sering dialami oleh orang yang memiliki kelebihan berat badan, merokok, dan konsumsi makanan dan minuman yang memicu GERD.
Menurut Dr. A. Mutalib, Sp.PD-KGEH, GERD adalah suatu kelainan fungsional dari saluran pencernaan bagian atas yang disebabkan oleh refluks isi lambung ke dalam esofagus.
Hal ini disebabkan oleh relaksasi sfingter esofagus bawah, yang seharusnya mencegah isi lambung naik ke esofagus.
Baca Juga:Pemprov Sulsel Kembali Anggarkan Rp73,2 Miliar Untuk Pembangunan Jalan Takkalasi - Bainange - Lawo
Kondisi ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan jika dibiarkan terus-menerus, dapat menyebabkan kerusakan pada kerongkongan.
Salah satu buku yang membahas tentang GERD adalah buku "Digestive Wellness" karya Elizabeth Lipski, PhD, CCN.
Dalam bukunya, ia menjelaskan bahwa konsumsi makanan yang tidak sehat, seperti makanan berlemak tinggi dan makanan yang mengandung gula dapat memperparah kondisi GERD.
Lipski juga menyarankan untuk mengonsumsi makanan yang mengandung serat tinggi dan protein sehat, seperti sayuran dan kacang-kacangan.
Dari kutipan-kutipan tersebut dapat disimpulkan bahwa GERD adalah kondisi medis yang terjadi akibat refluks asam lambung ke esofagus, dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari jika tidak ditangani dengan tepat.
Baca Juga:30 Ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri 2023 dalam Bahasa Inggris, Apa Saja?
Penanganan GERD dapat dilakukan dengan mengubah pola makan dan gaya hidup, serta dengan mengonsumsi obat-obatan sesuai dengan rekomendasi dokter. (*)
(*/Haekal)