SuaraCianjur.Id- Star Syndrome, juga dikenal sebagai Obsessive Celebrity Worship Syndrome (OCWS), adalah sebuah kondisi psikologis di mana seseorang mengalami obsesi yang berlebihan terhadap seorang selebriti atau tokoh publik tertentu.
Kondisi ini bukanlah hal yang jarang terjadi, karena banyak orang yang terobsesi dengan selebriti yang mereka kagumi.
Namun, Star Syndrome bisa menjadi masalah serius dan berdampak buruk pada kesehatan mental seseorang.
Menurut buku "Celebrity Worshippers: Inside the Minds of Stargazers" karya Lorraine Sheridan dan David A. Giles (2010), Star Syndrome dapat dibagi menjadi tiga tipe: Entertainment-Social, Intense Personal, dan Borderline Pathological.
Baca Juga:Presuniv Gandeng Nirwana Persada Cipta Kembangkan Moulding Competency Center
Ketiga tipe ini memiliki tingkat obsesi yang berbeda, namun semuanya memiliki dampak yang sama pada kesehatan mental.
Star Syndrome juga bisa menyebabkan ketidakseimbangan dalam hubungan interpersonal.
Menurut buku "Celebrity Culture and the American Dream: Stardom and Social Mobility" karya Karen Sternheimer (2011), penggemar yang terobsesi dengan selebriti bisa merasa kesepian, dan terkadang mereka memilih untuk menghabiskan waktu dengan selebriti yang mereka kagumi daripada orang-orang di sekitar mereka.
Untuk mengatasi Star Syndrome, seseorang perlu menyadari bahwa obsesi mereka tidak sehat dan merugikan kesehatan mental mereka.
Salah satu cara untuk mengurangi obsesi adalah dengan membatasi paparan pada selebriti yang mereka kagumi.
Baca Juga:5 Drama Ryu Hye Young yang Lagi Ultah ke-32, Ada Reply 1988 dan Law School
Para ahli juga merekomendasikan untuk mencari bantuan profesional jika obsesi tersebut mengganggu kehidupan sehari-hari seseorang.
Dalam kesimpulannya, Star Syndrome bisa menjadi masalah serius pada kesehatan mental seseorang.
Obsesi yang berlebihan terhadap selebriti bisa menyebabkan depresi, kecemasan, gangguan identitas, dan ketidakseimbangan dalam hubungan interpersonal.
Untuk mengatasi Star Syndrome, seseorang perlu menyadari bahwa obsesi mereka tidak sehat dan mencari bantuan profesional jika obsesi tersebut mengganggu kehidupan sehari-hari. (*)
(*/Haekal)