SuaraCianjur.Id- Indonesia memiliki banyak pulau, dengan berbeda-beda suku didalamnya. Indonesia pun sering dinilai dengan negara yang memiliki makanan sehat, tetapi hal ini tidak bisa dipukul rata.
“Indonesia memiliki perbedaan pulau, suku, ada pula perbedaan cara makan, hingga perbedaan pola makannya. Makanya agak susah dipukul rata jika dibilang healthy food,” ujar Yulia Baltschun pada YouTube Raditya Dika.
Banyak makanan cemilan di Indonesia yang memiliki resiko gula tinggi, berminyak dan mengandung tepung. Ini disebabkan karena kebiasaan masyarakat Indonesia menyukai makanan manis, dan mengandung banyak lemak.
Adanya makanan dengan berbahan baku tepung, membuat sebagian masyarakat Indonesia memulai diet dengan cara mengurangi tepung atau menghapuskan tepung.
Baca Juga:Media Asing yang Soroti Dicabutnya Status Indonesia sebagai Tuan Rumah Piala Dunia U-20
Tetapi, menurut Yulia Baltschun yang harus diperhatikan itu keseimbangan porsinya, bukan bahan baku utamanya.
“Kalo dari segi diet atau kesehatan, yang harus diperhatikan bukan bahan baku seperti tepungnya, tetapi dari segi balance porsi,” kata Yulia.
Selain bahan baku utama tepung yang dikurangi, ada pula banyak orang mengatakan makanan bersih itu akan membuat kita sehat saat berdiet.
Sebenarnya hal ini membuat kita tidak realistis, karena terlalu bersih dan sebagai manusia kita perlu mengikuti emosional kita dalam mengkonsumsi makanan.
“Ketika bersih banget itu tidak realistis, susah, bikin stress, dan mau kemana sih kan tidak ada surganya diet. Paling penting itu menjadi healthy badannya, healthy mentalnya, jadi kalo masih mau makan tepung silahkan asal jangan kesurupan,” jelas Yulia Baltschun.
Baca Juga:Proses Syuting Kelar, Film Petualangan Sherina 2 Tayang di Bioskop Tahun Ini
Menurut Yulia Baltschun, yang penting badan kita harus dianalogikan seperti pasangan harus didengarkan, diberi makan, juga disayang. Maka dari itu, kita tidak boleh mencuekan dan banyak meminta dengan tidak memenuhi kebutuhan gizi. (*)
Sumber: YouTube Raditya Dika
(*/Haekal)