SuaraCianjur.Id- Kesibukan sering kali membuat suami istri tidak berhubungan, dan merasakan sexless marriage. Hal ini dikarenakan prioritas yang berbeda atas kesibukan masing-masing, sehingga prioritas berhubungan suami istri menjadi dikesampingkan.
“Memang benar jika kita sudah memiliki prioritas masing-masing berbeda, biasanya prioritas seks akan menjadi nomor sekian. Akhirnya, merasa tidak pernah lagi dan lupa kapan terakhir kali berhubungan,” ujar Inez Kristanti, seorang Psikologis Klinis.
Jumlah sering atau tidaknya berhubungan suami istri bukan menjadi patokan, karena yang menjadi faktor utama kondisi dan situasi seseorang.
Ada pasangan yang jarang berhubungan suami istri tetapi merasakan nyaman, komunikasi lancar, tidak merasa hampa dan tidak menjadikan permasalahan.
Baca Juga:Mengenal EOS 3D, Metode Pencitraan Aman untuk Atasi Masalah Postur dan Tulang Tubuh
“Kita tidak menaruh patokan, ada yang dalam seminggu 1x sudah cukup, ada juga yang seminggu 2x. Tetapi, memang tidak bisa dipungkiri bahwa ada juga orang yang mengeluh kok sebulan sekali saja,” tutur Inez Kristanti.
Inez Kristanti menjelaskan bahwa, pada pernikahan akan ada vibes honeymoon yang hadir dalam jangka waktu satu tahun pertama.
Setelah itu akan seperti pada umumnya, bahkan ada yang mengalami sexless marriage.
Sexless marriage bukan menjadi sesuatu buruk, hanya saja terkadang range berhubungan nya sedikit dalam suatu pernikahan.
Tetapi, hal ini bisa membuat pernikahan tetap baik dan happy. Maka dari itu, jika sudah mengalami atau sedang ada pada fase sexless marriage, alangkah baiknya dibuat jadwal pada kalender.
Baca Juga:3 Alasan Justin Hubner Tak Lagi Minat Berseragam Timnas Indonesia
“Aku tim seks dijadwalkan sebenernya, karena akan lebih realistis,” kata Inez Kristanti.
Membuat jadwal seks sangat baik, tetapi perlu dipersiapkan juga untuk bisa membangun kondisi yang mengarah pada seks. Jika jadwal sudah dibuat, maka intimasi seks harus dibangun dari pagi dan jangan menjadikan berhubungan sebagai tugas saja. (*)
(*/Haekal)