SuaraCianjur.id - Ramadan adalah bulan yang penuh keberkahan dan kesucian bagi umat Muslim di seluruh dunia. Bulan ini menjadi momentum untuk memperkuat iman dan meningkatkan kebaikan dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, seringkali kita merasa bahwa puasa hanya sekedar menahan lapar dan haus, tanpa benar-benar memahami makna yang lebih dalam dari puasa Ramadan.
Sebagai umat Muslim, kita harus memanfaatkan bulan Ramadan ini sebagai momen titik balik dalam keimanan.
Kita harus mengambil pelajaran dari puasa dan menciptakan hubungan yang lebih dekat dengan Allah SWT. Sebab, puasa bukan hanya menahan lapar dan haus, namun juga menahan segala hal yang dapat merusak kesucian hati dan keimanan kita.
Baca Juga:5 Orang Jadi Korban Akibat Ledakan Kilang Pertamina Dumai
Jabir bin ‘Abdillah menyampaikan petuah yang sangat bagus :
“Seandainya kamu berpuasa maka hendaknya pendengaranmu, penglihatanmu dan lisanmu turut berpuasa dari dusta dan hal-hal haram serta janganlah kamu menyakiti tetangga. Bersikap tenang dan berwibawalah di hari puasamu. Janganlah kamu jadikan hari puasamu dan hari tidak berpuasamu sama saja.”
(Lihat Latho’if Al Ma’arif, 1/168, Asy Syamilah)
Kata-kata Jabir bin 'Abdillah mengingatkan kita bahwa Ramadan tidak hanya tentang lapar dan haus selama beberapa jam setiap hari. Ini tentang menggunakan waktu ini untuk menjadi pribadi yang lebih baik, membudayakan kebiasaan positif, dan berusaha mendekatkan diri kepada Allah.
Jadi, mari kita manfaatkan bulan yang diberkahi ini dan bekerja menuju menjadi versi terbaik dari diri kita. (*)