SUARA CIANJUR- Reza Chandika memiliki rasa sedih ketika ia mengalami perpisahan dengan temannya, entah itu disebabkan karena kematian atau sudah tidak sejalan dan memiliki kesibukan masing-masing.
“Membuat sedih itu perpisahan, ketika temenan banget tapi karena masa hidup berbeda membuat tidak intens dan akhirnya berpisah,” kata Reza Chandika.
Tak hanya tentang perpisahan, Reza Chandika pun sering memiliki kecemasan berlebihan akibat overthinking.
“Aku selalu overthinking dan bukan orang yang selalu mencari ribut, akhirnya selalu menyimpan sendiri, jadi aku ugal-ugalan sendiri di pikiran,” ujar Reza.
Akhirnya, pada saat masa pandemi Reza menonton salah satu video dari Marissa Anita tentang kecemasan yang berlebihan. Mulai dari situ menemukan filosofi anti cemas, bahwa intinya apa yang tidak bisa di kontrol, tidak usah di kontrol.
Reza Chandika pun mulai melatih pola pikirnya, dengan berusaha meminimalisir kecemasan.
“Akhirnya dari situ momen pas untuk dilatih pola pikirnya, aku berusaha meminimalisir kecemasan itu, dan itu bisa mengurangi kecemasan seiring berjalannya waktu,” kata Reza Chandika.
Reza juga mengatakan saat belajar stoic itu bisa menjadi terbuka pola pikirnya, tidak memiliki khawatir berlebihan dan memiliki perbedaan saat merespon sesuatu.
“Belajar stoic merasakan lebih ringan saat netral dan tidak merespon sesuatu yang berlebihan,” tutup Reza Chandika. (*)
(*/Haekal)
Sumber: YouTube RoTivi Media
Baca Juga:Perbasi Targetkan Timnas Basket Putra Indonesia Pertahankan Emas SEA Games