SUARA CIANJUR - Curah hujan rendah dan kekeringan bendungan di Malaysia telah memicu gangguan serius dalam sistem pasokan air bersih.
Keadaan ini telah berdampak negatif terhadap sekitar satu juta penduduk di wilayah Penang dan Kedah, yang mendapati aliran air keran terhenti secara tiba-tiba.
Dampak dari kekeringan ini telah menyebabkan kepanikan di kalangan masyarakat Malaysia, dengan lonjakan permintaan air mineral karena kekhawatiran akan kelangkaan air.
Pasokan air akhirnya pulih dalam waktu 24 jam setelah gangguan, namun situasi tersebut berdampak lebih jauh pada sektor usaha makanan.
Baca Juga:Gak Kuat Layani Suami usai Seminggu Nikah, Wanita Curhat Sambil Mewek: Manja!
Banyak penjual makanan terpaksa harus menutup usahanya karena tidak dapat mempersiapkan bahan makanan tanpa pasokan air yang memadai.
Hal ini menyebabkan kerugian finansial dan ketidakpastian bagi para pelaku usaha di sektor tersebut.
Masalah kekeringan ini menjadi semakin serius karena beberapa bendungan hanya memiliki kapasitas pasokan air yang cukup untuk memenuhi kebutuhan selama 2-3 bulan ke depan.
Terlebih lagi, dengan tingginya tingkat penggunaan air per kapita di Penang, seorang aktivis bernama Chan Ngai Weng dari Penang Water Watch telah menyerukan peningkatan tarif air.
Menurutnya, kenaikan tarif air akan mendorong penggunaan air yang lebih efisien dan bertanggung jawab di kalangan masyarakat.
Baca Juga:Pemula Wajib Tahu! 5 Tips Merawat Aglonema yang Benar agar Tumbuh Subur
Selain itu, Chan Ngai Weng juga mengkritik pemerintah daerah Penang atas kurangnya peringatan yang memadai saat gerbang bendungan dibuka.
Hal ini menyebabkan kurangnya kesadaran masyarakat akan situasi kekeringan yang semakin buruk. (*)
(*/Haekal)