SUARA CIANJUR - Pengamat politik dan akademisi, Rocky Gerung, mengungkapkan bahwa istilah "cawe-cawe" muncul setelah Presiden Jokowi diketahui memiliki ambisi untuk terlibat dalam keputusan selama Pilpres 2024.
Jokowi telah melakukan pertemuan dengan pimpinan redaksi beberapa media dan content creator di Istana Negara pada Senin, 29 Mei 2023 lalu, di mana ia dengan jujur menyatakan niatnya untuk terlibat dalam Pilpres 2024 demi kepentingan bangsa dan negara.
Rocky Gerung, dalam acara Indonesian Lawyer Club (ILC) yang diunggah di kanal YouTube pada Senin, 5 Juni 2023, mempertanyakan mengapa istilah "cawe-cawe" muncul.
"Yang terakhir mengapa istilah cawe-cawe itu muncul?" tanya Rocky.
Baca Juga:Jumlah Kunjungan Wisman Capai 865,81 Ribu pada April 2023
Sebagai seorang dosen dari Universitas Indonesia (UI), Rocky Gerung berpendapat bahwa istilah "cawe-cawe" muncul karena Jokowi tidak lagi memiliki orang yang bisa dipercaya.
"Karena Jokowi gak punya lagi peralatan untuk memastikan siapa yang akan dia bebankan dengan legacy (kekuasaan) dia," pungkasnya.
Rocky, yang dikenal sebagai sosok yang kritis, mengungkapkan hal tersebut untuk menegaskan alasan di balik penggunaan istilah "cawe-cawe" oleh Presiden Jokowi yang sekarang terlihat jelas.
Bahkan, Rocky menduga pernyataan tersebut menunjukkan bahwa Jokowi sendiri yang terlibat langsung dalam proses tersebut.
Rocky juga secara terbuka menyebut bahwa "cawe-cawe" adalah hasil dari ketidaksenangan Jokowi terhadap Ketua Umum PDIP, Megawati.
Baca Juga:Ancaman Hukuman Rafael Alun Pasca Temuan Terbaru Aset Gratifikasi
"Jokowi menganggap dia masih kesal sama bu Mega sebab 'ranger'(pasukan) dirampas Mega," katanya.
Tidak hanya itu, Rocky Gerung menyebut bahwa karena alasan tersebut, mantan Gubernur Jakarta dan Solo ini kehilangan kekuatannya. (*)
